tirto.id - Presiden Joko Widodo meminta Bupati Sumedang, Dody Ahmad Munir untuk membantu penanganan stunting berbasis teknologi digital. Penerapan teknologi digital dilakukan tidak hanya untuk stunting karena Sumedang telah mengintegrasikan dengan program lain.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Jokowi setelah mendengar informasi bagaimana Sumedang berhasil menekan angka stunting dengan menggunakan teknologi atau sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE).
“Jadi arahan Bapak Presiden adalah tolong dipastikan semua kabupaten kota nanti didorong penerapan sistem pemerintahan berbasis elektroniknya koordinasi dengan Menpan RB,” kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin usai rapat bersama Presiden Jokowi dan jajaran di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (2/1/2023).
Budi juga mengaku Jokowi meminta agar pelaksanaan sistem melibatkan Wakil Presiden Maruf Amin, Menko PMK Muhadjir Effendy, dan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. Ia meminta ada 20-50 kabupaten kota dengan angka stunting tinggi dengan SPBE tinggi untuk menerapkan sistem seperti di Sumedang.
Budi juga mengatakan Sumedang bekerja sama dengan Telkomsel soal penggunaan aplikasi penanganan stunting digital. Sistem tersebut akan direplikasi dan digunakan untuk penanganan stunting.
Bupati Sumedang, Dody Ahmad Munir mengakui bahwa ia berhasil menurunkan angka stunting dengan menggunakan teknologi. Hal itu dilakukan dengan aplikasi khusus mereka.
“Tadi saya menyampaikan best practice berkaitan dengan penanganan stunting yang dilaksanakan Kabupaten Sumedang, di mana penurunannya cukup tinggi, turun dari baseline 2018 kami 32,2 dan tahun ini di angka 8,27 di 2022. Apa yang kami lakukan? Intinya kami menggunakan teknologi sebagai tools yaitu sistem pemerintahan berbasis elektronik. Kami mempunyai platform namanya simpati, sistem pencegahan stunting berintegrasi,” kata Dody.
Dody mengatakan, aplikasi ini menjadi parameter pengukuran untuk menekan angka stunting. Aplikasi ini digunakan di semua posyandu mereka. Selain itu, aplikasi juga memberikan solusi masalah penanganan stunting serta data analisis terintegrasi. Dody mengakui bahwa solusi yang ditawarkan artificial intelligence dalam aplikasi tersebut berbeda-beda.
“Permasalahan stunting yang berbeda-beda, kemudian melalui artificial intelligence kita kasih rekomendasinya. Jadi penanganan stunting diintervensi tiap desa berbeda. Inilah bagian dari mengkolaborasikan, mengorkestrasikan seluruh komponen yang ada untuk menangani stunting,” kata Dody.
Ia mengaku, pemerintah bekerja sama dengan Telkomsel untuk pengadaan gawai pintar. Ia mencatat ada ribuan smartphone yang diberikan di tiap posyandu untuk menolong pelaksanaan program tersebut.
“Seluruh, setiap posyandu kami dilatih bagaimana dia paham akan stunting dan paham dengan aplikasi dan diberikan smartphone, satu posyandu satu. 1.705 posyandu kami diberikan smartphone,” kata Dody.
Dalam kesempatan sama, pihak Telkomsel mengaku berharap kolaborasi dengan pemerintah daerah bisa berjalan di masa depan.
“Mudah-mudahan kolaborasi ini berjalan terus dan tentunya Telkomsel bagian daripada BUMN untuk terus mendukung program kerja sama baik dengan pemerintah kabupaten atau kota yang bisa membuat impact bagi kesejahteraan maupun salah satunya dalam hal ini pengentasan stunting,” kata Dirut Telkomsel, Hendri Mulya Syam.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz